nusampang.com – Berbagai cara dilakukan banyak pihak guna mengatasi kelangkaan dan mahalnya masker di tengah pandemi virus corona Covid-19. Salah satunya dilakukan oleh Srikandi Satgas NU Peduli Covid-19 yang merupakan gabungan dari sejumlah pengurus Muslimat NU Sampang,Fatayat NU Sampang, Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Sampang dan Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri ( KOPRI) Sampang.
Dalam pertemuan yang bertempat di Kantor PCNU Sampang, Sabtu (11/04/2020), Keempat lembaga ini bersepakat untuk mencanangkan Gerakan 10.000 Perempuan NU Jahit Masker Sendiri.
Ketua Muslimat NU Sampang Nyai Kautsar Muhtarom mengatakan bahwa tujuan dari gerakan ini sebagai bentuk edukasi dan memenuhi kebutuhan masker bagi warga Sampang agar tak mudah terserang virus corona. Sekaligus mendukung program gerakan Sampang Bermasker.
“Sebagaimana kita tahu saat ini masker sulit didapat dan harganya mahal, jadi para ibu ibu harus diajak agar bisa membuat masker secara mandiri,” ucap Nyai Kautsar.
Para Ibu-ibu Muslimat, Fatayat dan perempuan NU di desa, ucap Nyai Kautsar, akan didorong dan dilatih agar bisa membuat masker sendiri dengan jahit tangan.
“Jadi tidak usah nyuruh ke tukang jahit dan punya mesih jahit, Ibu-Ibu bisa menjahit sendiri dengan jarum dan benang yang ada di rumah,” tandasnya.
Senada dengan itu, Ketua Fatayat NU Sampang, Nyai Zainiyah menyampaikan gerakan 10.000 perempuan NU jahit Masker sendiri ini akan melibatkan segenap potensi kader perempuan NU Samoang.
“Muslimat NU dan Fatayat NU ini kan jaringannya hingga ke dusun dusun, Insya Allah jika digerakkan dengan maksimal maka target sepuluh ribu itu akan tercapai,” ujar istri Mantan Ketua PCNU Sampang ini.
Ketua KOPRI Sampang, Raudlatul Jannah mengaku tertarik bergabung dengan gerakan ini karena dinilai sangat inovatif.
“Gerakan ini sangat inovatif dan Inspiratif, apalagi nantinya bahan yang digunakan bisa dari baju atau kaos bekas dengan perlakuan tertentu ” kata Raudhatul
Sementara itu, Ulfatul Jannah, Ketua IPPNU Sampang mengungkapkan bahwa dalam teknis pelaksanaannya nanti diawali dengan pelatihan para tutor penggerak di tiap kecamatan.
“Insya Allah mulai tanggal 14 April nanti akan kami mulai pelatihannya ” ujar Ulfah.
Ditambahkannya, para tutor penggerak yang sudah dilatih ini diharapkan bisa melatih 10 orang lagi terus berlipat ganda hingga mencapai sepuluh ribu.
“Jadi konsepnya seperti multi level marketing, dan jika sepuluh ribu itu nantinya bisa menjahit lima masker saja setiap hari maka dalam sehari bisa kami bagikan lima puluh ribu,” pungkas Ulfah. (Ifa)