nusampang.com – Resepsi puncak satu abad Nahdlatul Ulama berlangsung khidmat di stadion Gelora Delta Sidoarjo, Selasa (7/2). Sebab, peringatan 100 tahun NU ini dihadiri warna nahdliyin se Nusantara hingga Dunia.
Turut hadir Presiden RI Joko Widodo, Wakil Presiden KH. Makruf Amin, Presiden RI ke 5 Megawati Sukarnoputri, Wakil Presiden 2011 Jusuf Kalla, Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar, Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf dan sejumlah tokoh ulama serta pejabat negara lainnya.
Dalam sambutannya, Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar mengatakan, para pendiri NU diyakini hadir ditengah-tengah peringatan satu abad NU, menyaksikan warga nahdliyin, menyongsong dua abat keberadaan NU.
“Dalam mengawal perjuangan NU menuju dua abad, jangan hanya ikut-ikutan saja. Harus memiliki rasa kepedulian dan pengabdian yang mulia, mengawal keselamatan bangsa dan negeri ini,” ucapnya.
Sementara, Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf mengaku, satu abad ini merupakan satu abad riyadoh, satu abat tirakat para wali dan kiyai dan tirakat dari segenap warga pecinta NU.
“Dalam keadaan apapun tidak pernah berhenti meyakini, kalau NU adalah bekal hidup yang mulai bagi kita semua, ” ujarnya.
Keberadaan NU selama ini tidak pernah berhenti meyakini Indonesia, sebab tanah Indonesia merupakan tirakat satu abad keberadaan NU menjelma jadi raksasa.
“Hari ini kita melangkahkan kaki memasuki gerbang abad ke dua NU,” tegasnya.
Dia mengungkapkan, dalam mengawal NU harus dilandasi dengan rasa ikhlas, sebagai bagian dari diri pribadi masing-masing.
“Selamat datang di abad ke dua NU, kader NU se Nusantara, warga nahdliyin yang cinta NU selamat datang di abad ke dua,” katanya dengan lantang.
Presiden RI Joko Widodo, mengucapkan atas nama rakyat Indonesia berterimakasih dan bersyukur atas peran NU untuk peradaban bangsa dan negara.
“Selama satu abad NU telah memberikan warna yang luar biasa untuk ibu pertiwi Indonesia. Keislaman dan ke-Indonesiaan, keislaman dan kebangsaan, persatuan dan kesatuan, serta kerukunan dalam keberagaman,” katanya.
Menurut Jokowi, memasuki abad ke dua kiprahnya NU diharapkan bisa tumbuh semakin kokoh. Serta diharapkan terus menjadi teladan dalam keberislaman yang moderat, dan memberikan contoh hidup adab Islam yang baik.
Selain itu, NU diharapkan bisa membantu mendorong akhlakul kharimah dan adat ketimuran, tata krama, etika yang baik, serta adab yang baik.
“NU harus menjaga toleransi, menjaga persatuan, kegotongroyongan, serta terus mengikuti perkembangan zaman,” ucapnya.
Orang nomor satu di Negeri ini mengatakan, sebagai organisasi Islam terbesar di dunia, NU layak berkontribusi untuk masyarakat internasional. Sebab itu, pemerintah sangat menghargai upaya PBNU ikut membangun peradaban dunia yang lebih baik dan lebih mulia.
“Sebagai organisasi Islam yang mengakar kuat di masyarakat, NU telah menjaga ketahanan masyarakat dalam menghadapi berbagai tantangan,” pungkasnya. (Alimuddin)