nusampang.com– Pengurus Cabang Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (PC LPPNU) Kabupaten Sampang mendemonstrasikan proses Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) di hadapan Ketua Paguyupan, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan Kelompok Tani (Poktan) se- Kecamatan Sampang.
Bersama Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Gemah Ripah, Paguyupan-Gapoktan dan Poktan se- Kecamatan Sampang, kegiatan tersebut berpusat di kediaman Sekretaris PC LPPNU Kabupaten Sampang, Nidomuddin di Desa Baruh, Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang, Rabu (10/5/2023).
“Resep pupuk organik yang kami beri nama Bio Plus Peccut ini sangat luar biasa karena sudah digunakan di berbagai wilayah seperti Sulawesi, Sumatera, Kalimantan, dan bahkan booming di pulau Jawa sudah banyak masyarakat menggunakan dan merasakan manfaatnya,” ucap Nidomuddin saat ditemui pasca kegiatan.
Nidomuddin menjelaskan, demontrasi cara pembuatan pupuk organik ini merupakan Gerakan Sehatkan Bumi dan Sehatkan Konsuman yang digagas oleh PC LPPNU Sampang, sebagai respon terhadap semakin terbatasnya kemampuan pemerintah menyediakan subsidi pupuk, sementara kebutuhan pupuk petani terus mengalami peningkatan.
“Kuota pupuk subsidi terbatas, sedangkan harga pupuk non subsidi sangat luar biasa mahal. Maka dari itu tugas kami adalah menularkan virus-virus kebaikan kepada masyarakat untuk pemberdayaan petani dengan berbagi cara pembuatan pupuk alami dari bahan organik yang difermentasi,” tuturnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Gapoktan di Desa Baruh ini menargetkan, lanjutan dari kegiatan ini semua pengurus Poktan harus mengadakan demo (percontohan) minimal satu petak menggunakan pupuk organik dan mengurangi penggunaan pupuk kimia.
Lebih lanjut, ia memaparkan kelebihan penggunaan pupuk organik. Menurutnya, pupuk organik kaya hormon pemicu dan pemacu tumbuhan, kaya asam amino yang meningkatkan kekebalan tanaman terhadap Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), serta kaya akan mikroba dan nutrisi.
“Pupuk organik ini bukan pupuk tunggal, tetapi makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman untuk sehat. Selain itu, pupuk organik juga bisa menahan air sehingga tanah menjadi gembur, hanya saja penghijauan daun tidak langsung, tapi pasti dan alami. Semantara pupuk kimia terasa instan, namun dari tahun ke tahun semakin merusak tanah,” terangnya.
Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Sampang, Alif Rizki Nursianki merasa sangat bangga dengan adanya wadah swadaya ketua kelompok tani dan gabungan kelompok tani se- Kecamatan Sampang.
Menurutnya, wadah ini merupakan media untuk saling bertukar ilmu dan memecahakan berbagai persoalan pertanian bersama, seperti halnya pembuatan POC yang telah dipraktikan oleh LPPNU sebagai solusi untuk memenuhi kebutuhan pupuk petani, sementara pupuk subsidi semakin sulit didapatkan.
Ia mengungkapkan, semakin kedepan kuota pupuk subsidi dari pemerintah bukan semakin bertambah. Akan tetapi, semakin dibatasi baik jumlah maupun jenisnya. “Harapan kami, ilmu baru yang didapat bisa diterapkan di desa dan lahan pertanian masing-masing, sehingga ketergantungan pada pupuk kimia berkurang,” tutupnya. (Romi)