nusampang.com – Dalam rangka merayakan 1 Muharram 1445 Hijriyah, Pengurus MWC Nahdhatul Ulama (NU) Pulau Mandangin menggelar kegiatan kirab dan pertunjukan kesenian. Ribuan santri Madrasah Diniyah (MD) dan masyarakat padati sepanjang jalan desa, mengenakan atribut NU dan bendara merah putih.
Kegiatan kirab ini berlangsung pukul 07.30 Wib pagi, Rabu (19/7/2023) dan dibuka langsung oleh Wakil Rois MWC NU Pulau Mandangin, KH. Abdul Adzim Umar, dengan pembacaan doa awal tahun Hijriyah disertai pemotongan pita sebagai simbol dimulai acara.
Sementara, kegiatan kirab ini berlangsung melalui rute garis start di Dusun Timur, dan menuju ke arah Dusun Barat sebagai garis finish.
Kirab sholawat ini dihadiri 13 lembaga pendidikan keagamaan, yakni MD Sirajul Mustafa, MD Tajul Ulum, MD Daru Ulum, MD Miftahulum 1, MD Miftahul Ulum 2, MD Raudhatus Salafiyah, MD Al-Istiqomah, MD, Al-Mubarak, MD Al-Hamidiyah, MD, Al-Muawwanah, MD Thorikul Ulum, MD Arraudhah, dan MD Nurus Saidah.
Ketua Panitia Kirab 1 Muharram 1445 H Umar Faruk mengatakan, tujuan utama kegiatan kirab ini menyambut sekaligus memeriahkan tahun baru Islam.
“Tentunya ini sebagai rasa syukur kita kepada Alloh SWT, di tahun baru islam ini semoga kita diberi keselamatan dan kekuatan dalam menjalankan ibadah kepada Alloh SWT, ” ucapnya.
Menurutnya, selain memperingati tahun baru hijriyah, kegiatan tersebut juga dimaksudkan untuk mengenalkan nilai-nilai ke NU an kepada masyarakat, terutama generasi muda yang ada di desa.
“Nilai-nilai ke NU an harus ditanamkan sejak dini untuk generasi bangsa, ” imbuhnya.
Sementara dalam kirab itu, MWC NU Pulau Mandangin juga menampilkan pertunjukan kesenian khas Desa setempat, yakni Gendrang. Hal itu, kata Umar Faruk sebagai upaya merawat dan melestarikan kearifan lokal, serta mengenalkan kepada generasi muda agar senantiasa menghargai dan mencintai kekayaan tradisi.
“Nilai-nilai kecintaan kita kepada, keislaman, ke NUan dan budaya lokal harus terus dirawat dan dijaga secara turun temurun,” ungkapnya.
Agus Supriadi salah satu warga setempat mengaku antusias, sebab acara tahunan ini menjadi momentum untuk merajut kebersamaan dan keharmonisan.
“Setiap moment besar, diperingati dengan nuansa ke Islaman dan keberagaman sangat cocok, apalagi di kepulauan masyarakatnya pasti antusias jika ada pertunjukan kesenian, ” katanya.
Ia menambahkan, dengan adanya kirab sholawat ini bisa mengetahui tentang ke NUan, meskipun hanya sedikit.
“Untung ada kirab ini, jadi saya bisa tahu tokoh-tokoh pendiri NU,” pungkasnya. (Atiqurrahman/Ali).