nusampang.com – Diklat Tartila dan Tartila Bil Qolam di Yayasan Al Madani, Selong Permai, Sampang selesai digelar. Kegiatan yang dilaksanakan oleh Pimpinan Cabang Jam’iyyatul Qurro’ wal Huffadz Nahdlatul Ulama (PC. JQHNU) Sampang itu digelar dua hari yaitu Kamis dan Sabtu, 13 dan 15 Juli 2023.
Kegiatan berlangsung antusias, penuh semangat dan menyenangkan. Sebab, praktik dan penerapan pembelajaran metode tersebut menggunakan irama atau nagham lagu Hijaz.
Sebanyak 40 guru pengajar dilingkungan yayasan Al Madani. Pengasuh sekaligus ketua yayasan, KH. Musleh Madani merupakan pelopor Metode Tartila di lingkungan Sekolah Dasar dan SMP Al Madani.
Metode Tartila dan Tartila Bil Qolam sendiri merupakan hasil ijtihad ulama-ulama Qurro’ di Jam’iyyatul Qurro’ wal Huffadz Nahdlatul Ulama (JQHNU) tingkat Pusat. Salah satu tim perumus yang banyak menjadi rujukan para Qari’ adalah Almarhum KH. Bashori Alwi Singosari Malang, Prof. Dr. KH. Ahsin Sakho dan banyak lagi lainnya.
Dalam implementasinya, metode cepat baca dan tulis Al-Qur’an ini dikelola oleh Lembaga Pengembangan Pembinaan Pendidikan dan Pembelajaran Al Qur’an (LP4Q) di bawah naungan JQHNU.
Pimpinan Cabang LP4Q JQHNU di setiap kabupaten menjadi motor penggerak dan pengembangan metode Tartila, sehingga bisa diterima ditengah-tengah masyarakat utamanya masyarakat Nahdliyyin.
Ketua PC. JQHNU Kab. Sampang, Suyono menyampaikan, pihaknya secara massif melakukan sosialisasi sekaligus Diklat di berbagai lembaga pendidikan dan pondok pesantren sebagai basis penerapan metode yang asli lahir dari rahim organisasi kader-kader Jam’iyyah Nahdlatul Ulama.
Menurutnya, sudah saatnya warga NU dan Masyarakat Sampang pada umumnya mulai membuka diri untuk menerapkan metode hebat ini di lembaga-lembaga pendidikan sebagai wujud Khidmah dan penghormatan bagi para perumus dan penyusun Metode Tartila dan Tartila Bil Qolam.
“Saatnya warga NU dan masyarakat Sampang menggunakan metode Tartila dan Tartila Bil Qolam yang murni lahir dari rahim NU,” ucapnya saat memberikan sambutan.
Ia menegaskan, keberadaan metode Tartila secara legalitas formal sudah mendapat restu almarhum almaghfirulah KH. Abdurrahman Wahid atau Gusdur saat beliau menjabat sebagai Ketua Umum PBNU beberapa tahun silam.
Senada, Pengasuh sekaligus ketua Yayasan Al Madani KH. Musleh Madani berharap agar nantinya lembaga-lembaga di bawah naungan Al Madani bisa menerapkan metode ini, hal ini juga untuk menjawab berbagai masukan dari wali santri agar setiap siswa lulusan Al Madani dipastikan mahir membaca dan menulis Al Qur’an dengan baik dan benar.
“InsyaAllah lembaga Al Madani akan terus menjalin kerjasama dengan LP4Q JQHNU Kab. Sampang dalam menuntaskan program baca tulis Al Qur’an di masa masa yang akan datang,” tutupnya.
Terpisah ketua LP4Q Kab. Sampang Dr. Matrapi, M.Pd mengucapkan terimakasih kepada Pimpinan Yayasan Al Madani dan seluruh masyarakat yang telah berkenan memberi ruang untuk mensosialisasikan metode Tartila.
“Semoga niat baik ini terus mendapat tempat di hati masyarakat pecinta Alquran. InsyaAllah dalam waktu dekat, melalui restu Kepala kemenag Kab. Sampang, kami akan melakukan Diklat di berbagai lembaga se- kabupaten Sampang, sehingga keberadaan lembaga kami lebih dirasa manfaatnya,” tutupnya.