nusampang.com – Ratusan santri Madrasah Diniyah (MD) se-Pulau Mandangin semarakkan parade nadzam ke NUan dalam acara pekan muharram 1445 Hijriyah. Ratusan santri dari lembaga MD itu menampilkan beragam antraksi, mulai berpuisi hingga nadzaman atau syair-syair ke Aswajaan.
Kegiatan parade nadzam ini berlangsung di Lapangan Gelora Putra Mandangin, Sabtu (22/7/2023) sekitar pukul 19.00 wib. Ribuan masyarakat memadati lokasi acara, ditambah pernak pernik bendara NU dan merah putih berkibar ditengah para jemaah.
Ketua Panitia Pekan Muharram 1445 Hijriyah MWC NU Mandangin, Umar Faruk menyampaikan nadzam ini bagian dari rangkaian pekan muharram 1444 H yang dikhususkan untuk murid-murid MD. Sebab kata Umar, melalui Nadzam ini nilai aswaja dan ke NUan harus ditanam sejak dini.
Apalagi, lanjut Umar menambahkan, kita memiliki kiyai yang berkarya tentang Nadzam. Jadi, pihaknya manfaatkan semaksimal mungkin melakukan kaderisasi sejak dini.
“Tujuan diadakan Nadzam ini kita mengorbit calon-calon nahdliyin yang memang mempuni, serta mengerti bahwa mereka nahdliyin atau orang NU,” tegasnya.
Sementara, kada dia selama ini pengurus MWC NU bersama lembaga, banom, dan ranting ingin kegiatan NU selalu menyentuh kehidupan masyarakat.
“NU harus membumi bersama masyarakat, sehingga keberadaan NU betul-betul dibutuhkan dan dirasakan publik,” kata Umar.
Ditambah kata Umar, kegiatan Nadzam kolosal ini diapresiasi oleh lembaga MD, wali santri, dan masyarakat. Pasalnya, mereka ingin melihat anaknya mendidik, menghibur, serta menjadi inspirasi bagi generasi lain.
Bahkan ia menyebut, saat ini banyak paham-paham yang mulai beredar yang sasarannya nahdliyin sejak dini. Sehingga, dinilai tak sedikit orang-orang NU, anaknya justru disusupi oleh paham diluar ke NUan, yang mengancam kaidah keislaman serta kecintaan negeri ini.
“Kita ingin membentengi anak-anak didik kita, khusunya generasi di Mandangin dengan paham Ahlussunnah Waljamaah (Aswaja), ” ungkapnya.
Dirinya menilai, Nadzam ini cara praktis dan mudah untuk menghafal, mengingat, dan mengetahui. Sehingga, sedini mungkin generasi sudah dibentengi dari pengaruh paham yang salah, atau yang salah paham.
“Kami kutip, seperti kasus yang terjadi sekarang di Ponpes Al Zaytun. Di sana rata-rata anaknya orang NU yang mereka susupi untuk merongrong akidah islam, negara dan semacamnya, “kata Umar.
Selain menanamkan nilai-nilai aswaja dan ke NUan. Umar juga menanamkan, bagaimana generasi ini cinta kepada negera, maka hal itu dilakukan sejak dini.
“Di masa yang datang ketika mereka sudah dewasa, tidak gampang goyah dengan paham lain yang menyerang dirinya, ” pungkasnya. (Ali)