nusampang.com– Menulis feature harus menggunakan hati, rasa, dan panggilan jiwa yang paling dalam. Pernyataan itu disampaikan oleh Pemimpin Redaksi (Pemred) NU Online Jatim, Syaifullah Ibnu Nawawi dalam acara Pelatihan Kader Literasi (PKL) Zona Madura Raya di Universitas Islam Madura (UIM) Pamekasan, Sabtu (26/11/2022).
“Saya menggaransi, tidak semua orang bisa menulis feature, bahkan akedimisi lulusan S1, S2, dan S3 belum tentu bisa. Jadi, 50 peserta se- Madura yang mengikuti pelatihan ini istimewa,” ucap Syaiful saat hadir sebagai narasumber dalam kegiatan yang digelar oleh Literasi Central PW LTN NU Jatim.
Dijelaskan, untuk bisa menulis feature, hal pertama yang harus dilakukan adalah memastikan jurnalistik menjadi bagian dari spirit hidup. Menurut Syaiful, ada sebanyak 5 spirit jurnalistik yakni planning, reportase, writing, editing, dan publishing.
“Untuk menulis feature perlu planning yakni persiapan seperti mempersiapkan pertanyaan, kemudian reportase terjun langsung ke lapangan, tahap writing atau penulisan, melalui editing, baru dipublikasikan,” terangnya.
Selain itu, lanjut pria lulusan UIN Sunan Ampel Surabaya itu, ada pula beberapa pakem yang menjadi dasar penulisan feature semisal biografi para tokoh ulama NU, yakni faktual, keterlibatan emosional, berkisah, dan akurat. Terpenting, juga harus menyukai menulis dan apa yang ditulis.
Teknik melunis Feature sendiri, Pria kelahiran Probolinggo itu menerangkan sama halnya dengan menulis cerita pendek, yakni mengisahkan, bertutur (story telling), atau menceritakan peristiwa dengan detail, dibumbui drama, dibuat dramatis, dan mengandung opini atau interpretasi subjektif penulis.
“Feature itu menulis berdsarkan fakta, tapi gaya nulisnya agak drama, ada unsur subjektif dan drama. Harapan saya semua peserta bisa menulis feature setelah pelatihan ini. Pokoknya menulis, jika ada anak yatim hafal 30 juz, tidak kamu tulis, itu dosa, karena itu inspiratif,” pungkasnya. (Romi)