SAMPANG, NUsampang.com Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Sampang menggelar peringatan Hari Santri Nasional 2025 di Pendopo Bupati Sampang dengan tema “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia”.

Kegiatan ini diisi dengan penulisan serentak mushaf Al-Qur’an 30 juz bertajuk “600 Cahaya Menghidupkan Mushaf, Meniti Cahaya dari Setiap Huruf yang Terangkai”.

Dalam sambutannya, Ketua Pimpinan Cabang Muslimat NU Sampang, Nyai Nur Kautsar, menyampaikan rasa syukur karena pelaksanaan Diklat Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) bertepatan dengan Hari Santri Nasional. Ia menekankan pentingnya literasi Al-Qur’an tidak hanya dalam membaca, tetapi juga menulis.

“Banyak umat Islam yang bisa membaca Al-Qur’an, tetapi belum mampu menulisnya. Semoga pemerintah, khususnya di Sampang, bisa memasukkan kurikulum BTQ ke lembaga-lembaga formal,” ujar Nyai Nur Kautsar, Minggu, (19/10/2025).

Pemaparan tentang pentingnya penulisan Al-Qur’an disampaikan oleh KH. Muhammad Khoiruddin Abdul Qodir dari Tim Pengembangan Pembinaan Penulisan Al-Qur’an Jawa Timur. Menurut dia, metode Follow The Line (FTL) menjadi cara efektif dalam belajar menulis Al-Qur’an agar minim kesalahan.

“Menulis Al-Qur’an bukan hanya ibadah, tapi juga melatih kreativitas dan kecerdasan. Allah menjanjikan, orang yang menulis kalam-Nya akan menjadi lebih cerdas dan produktif,” tuturnya.

Sementara itu, Sariroh Mahfudz, Istri Wakil Bupati Sampang, memberikan makna filosofis tentang kata santri.

“Santri berasal dari kata ‘san’ yang berarti ihsan (kebaikan), dan ‘tri’ yang berarti tiga. Artinya, santri adalah pribadi yang berakhlak baik kepada Allah, sesama manusia, dan alam sekitar,” jelasnya.

Sariroh menambahkan, santri harus mampu mengharmonikan antara agama dan budaya.

“Santri tidak mempertentangkan antara syariat dan adat, tapi memadukan keduanya, mengagamakan budaya dan membudayakan agama,” pungkasnya.

Peringatan ini menjadi momentum refleksi peran santri dan Muslimat NU dalam menjaga nilai-nilai keislaman, kebangsaan, serta literasi Al-Qur’an di tengah tantangan zaman modern.