nusampang.com – Abdul Azis terpilih menjadi Ketua PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Kabupaten Sampang,Madura, Jawa Timur periode 2020- 2021, pada acara Konferensi Cabang (Konfercab) yang ke V.
Konfercab yang berlangsung selama 2 (dua) hari Mulai tanggal 10-11 Januari 2020 ini bertempat di Aula Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Sampang. Acara tersebut dihadiri oleh seluruh kader dan anggota PMII Cabang Sampang.
Ketua PMII Sampang terpilih, Azis , mengatakan, dirinya ingin membawa organisasi PMII lebih maju lagi sesuai dengan visi misinya, yaitu Menjadikan PMII Sampang sebagai sentrum gerakan, intelektual, progresif serta solutif dengan beradasarkan Ahlussunnah Wal Jamaah.
“Implementasi dari visi misi ini nantinya akan dituangkan dalam bentuk nawacita program yang menitikberatkan pada Aktualisasi kaderisasi, pembenahan administrasi serta membangun jaringan kemitraan dan gerakan, tentunya dengan didasari ke-Aswajaan sebagai manhaj al-fikr walharokah,” ungkapnya, kepada nusampang.com, usai acara.
Tidak hanya itu, Azis uga mengatakan bahwa, pengoptimalan media jurnalistik juga harus bisa dijadikan sebagai refleksi mahasiswa dalam mengasah wacana intlektual yang kritis transformatif, dengan menumbuhkan jiwa profesionalisme, sehingga integritas organisasi ini akan terwujud.
“Untuk mencapai semua itu tentu butuh kebersamaan kader, maka saya akan merangkul semua komisariat dan rayon tanpa padang bulu untuk bersama sama berkhidmat demi meningkatkan eksistensi PMII Sampang ke level yang lebih tinggi, tidak hanya di tataran Sampang” tegas Azis.
Sementara itu, ditemui di tempat terpisah, Faisol Ramdhoni, selaku Wakil Ketua Ikatan Alumni PMII Sampang ( IKAPMII) menyampaikan ucapan selamat atas terpilihnya Abdul Azis sebagai Ketua PMII Sampang serta suksesnya gelaran Konfercab PMII Sampang ke V.
“Selamat pada Sahabat Azis yang telah terpilih sebagai nahkoda baru dalam melanjutkan perjuangan PMII Sampang ke depan” ucapnya.
Dia berharap ke depan PMII Sampang sudah mulai merespon kehadiran Revolusi 4.0 sebagai sebuah era baru dunia digital.
“Jika selama ini PMII mengenal dua model gerakan yakni Intelektualisme dan Ekstraparlementarisme, maka ke depan doktrin gerakan itu ditambah satu yakni Digitalisme,” ungkap Aktivis yang juga menjabat sebagai Ketua Lakpesdam NU Sampang ini.
Di zaman digitalisasi ini, lanjut Faisol, peran Mahasiswa sebagai agent of Change yang dilakukan tanpa disertai oleh kemampuan penguasaan Teknologi Informasi dan pengelolaan digital akan nampak kurang efektif. Bahkan akan jauh tertinggal oleh gerakan kelompok mahasiswa lainnya. Sehingga kreatifitas memadukan visi misi gerakan PMII dengan dunia digital sudah menjadi sebuah keharusan dan kebutuhan. (AR)