nusampang.com – Dalam pencak silat ada beberapa aspek atau unsur yang harus ada, yakni aspek mental spiritual, aspek seni budaya, aspek bela diri dan aspek olahraga. Keempat apsek ini harus diajarkan agar dalam mempelajari pencak silat tidak keluar dari kaidah pencak silat.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Pagar Nusa Sampang, Wahyudi saat ditemui di sela-sela latihan bersama Pagar Nusa Sampang dan Lembaga Seni Budaya Muslim Nahdlatul Ulama (Lesbumi NU) Sampang untuk menciptakan silat seni kreasi baru, Sabtu malam ( 25/01/2020).
“Sejarah silat tradisional itu mirip dengan budaya tarian seni yang diiringi dengan musik dan budaya tradisional, dan membentuk karakter gerakan tertentu sesuai musik yang dimainkan ” ungkapnya.
Untuk itulah, tambah Wahyudi, pihaknya bersinergi dan berkolaborasi dengan Lesbumi NU Sampang dalam mengembangkan seni dan keindahan pencak silat Pagar Nusa.
“Insya Allah, kolaborasi ini akan menghasilkan sebuah silat seni baru dan pertama di Sampang, dan kita sudah latihan dua kali ini,” imbuhnya.
Di kesempatan yang sama, Ketua Lesbumi NU Sampang, H. Daiman menyampaikan bahwa lembaga yang dipimpinnya akan terus merawat dan mengembangkan seni budaya nusantara.
“Silat ini kan warisan leluhur dan budaya Indonesia, dulu seni silat zaman dulu itu diiringi gamelan. Nah, kebetulan kami punya grup gamelan Kanjeng Trunojoyo, saat ini sedang kami padukan dan latih dengan gerakan para pesilat pagar nusa sampang,” kata H. Daiman.
Tidak hanya itu, H.Daiman juga berencana akan membuka Madrasah Macapat sebagai salah satu bentuk merawat tradisi macapat agar tidak punah ditelan zaman.
“Tidak hanya silat seni, Lesbumi NU dalam waktu dekat akan membuka madrasah macapat, agar generasi sekarang bisa menggantikan generasi sebelumnya. Dimana kita tahu bersama bahwa orang yang aktif di macapat sudah banyak yang tua tua,” tutur aktivis yang juga jadi pengusaha petis ini. (FR/AW)