nusampang.com – Pimpinan Anak Cabang (PAC) dan pimpinan ranting Muslimat NU Desa Pulau Mandangin menggelar kajian Fiqih wanita. Kegiatan ini merupakan ijtimak tiga bulanan PAC Muslimat NU Mandangin bersama tiga ranting Muslimat NU lainnya.
Acara yang berlangsung di Madrasah Diniyah Miftahul Ulum 2, Jumat (9/12/2022) dihadiri seluruh anggota Muslimat NU dan tamu undangan, seperti MWC NU beserta lembaga hingga banom NU se-Pulau Mandangin.
Ketua PAC Muslimat NU Pulau Mandangin, Nyai Siti Khodijah menyampaikan, acara ini digelar bertujuan untuk memperdalam pengetahuan para kaum perempuan khususnya para ibu muslimat NU dalam hal haid, nifas dan isthihadhah.
Lanjut, Nyai Siti Khodijah menambahkan, kajian ini juga merupakan hal dasar yang wajib difahami oleh wanita dalam menjalankan ibadah.
“Kami mengadakan kajian fiqih wanita ini, lantaran dirasa penting karena masih banyak ibu-ibu belum paham tentang darah haid, nifas dan istihadhah,” ujarnya.
Hadir sebagai pemateri, Kiyai Husnul Bashori Khotibul Umam sekaligus Katib MWC NU Pulau Mandangin menyampaikan, ilmu fiqih itu penting diketahui sebagai bentuk aplikasi atas kehidupan sehari-hari.
“Jika seseorang tidak paham mengenai dasar-dasar ilmu fiqih seperti thaharoh, maka berpeluang besar ibadahnya tidak sah dan sia-sia,” terang kiai muda asal Desa Mandangin ini.
Dalam kajiannya, Kiyai Husnul Bashori menekankan pada aspek kehati-hatian bagi kaum perempuan, dalam menentukan mana darah haid, dan darah istihadhah.
Menurutnya, tak sedikit perempuan dalam realitanya kadang lalai dalam membedakan mana darah haid dan darah istihadhah. Sehingga akibat ketidak pahaman tersebut, banyak perempuan meninggalkan shalat.
“Misal bagaimana cara membedakan darah haid dan istihadhoh, bagaimana bertayamum bagi orang sakit, dan lain sebagainya. Semua itu akan menjadi problematika bila tidak benar-benar dipahami secara utuh,” terangnya.
Oleh sebab itu, Kiyai Husnul Bashori merinci secara detail, kapan darah itu bisa disebut sebagai darah haid, dan darah istihadhah, sehingga dalam kesehatannya perempuan benar-benar paham dan tidak lagi melakukan hal yang salah.
“Kami berharap ke depan pengurus Muslimat NU Mandangin bisa menerapkan hasil dari kajian ini, sehingga dalam menjalankan ibadahnya lebih maksimal dan mendapat pahala dari Allah SWT,” harapnya. (Alimuddin)