nusampang.com – Ketua Lembaga Bahtsul Masa’il NU (LBM NU) Kabupaten Sampang, Rahmatullah mengungkapkan, pertemuan yang dihadiri oleh Badan Litbang Kemenag RI hanya membahas persoalan-persoalan regulasi tidak sampai substansi.
“Pembahasan hanya berkutat di hilir, yakni apa yang telah terjadi. Belum menyentuh hulu,” ucapnya sesuai pertemuan di kantor PCNU Sampang, Selasa (8/8/2023).
Sementara, kata Gus Rahmat, sapaannya, PCNU Sampang berharap ada perhatian di sektor hulunya, yaitu kenapa buku ajar fiqih dan akidah akhlak tingkat MTs dan MA yang diduga menyimpang tersebut bisa beredar luas di masyarakat.
Ke depan, agar kejadian serupa tidak terjadi lagi, kata dia, Kemenag RI harus selektif memilih Tim penulis dan penyusun buku ajar, khususnya pelajaran agama. Hal itu untuk meminimalisir gesekan-gesekan di bawah akibat persoalan sensitif, yaitu isu agama.
“Harapan kami, dalam membentuk Tim penyusun buku, Kemenag RI harus mengakomodir semua golongan, khususnya dari NU. Karena seperti yang kita tahu mayoritas pelajar adalah warga Nahdliyin,” jelasnya.
Untuk diketahui, PCNU Sampang pada Sabtu (5/8/2023) kemarin menemukan 8 buku ajar fiqih dan akidah akhlak tingkat MTs dan MA yang diduga materinya menyimpang dari akidah ahlussunnah waljama’ah. Kasus tersebut menjadi viral dan mendapat atensi nasional. Terbukti, Tim dari Badan Litbang Kemenag RI langsung dan anggota DPD RI, Nawardi, turun langsung ke Sampang.
Menindaklanjuti hal itu, PCNU Sampang melakukan pertemuan dengan pihak-pihak terkait. Pertemuan dihadiri oleh Rais Syuriyah, KH. Syafiuddin Wahid dan Ketua Tanfidziyah KH. Itqon Bushiri. Hadir juga Badan Litbang Kemenag RI, anggota DPD RI, kepala Kemenag Sampang, perwakilan penerbit buku, dan sejumlah lembaga dan banom NU. (*)