Oleh : Faisol Ramdhoni*
nusampang.com – Berkesempatan menjumpai bahkan ngopi bareng dengan K.H As’ad Said Ali menjadi sebuah kebahagiaan tersendiri. Bagaimanna tidak? Sebab ia memliki kemampuan dan pengalaman yang amat jarang dimiliki oleh warga NU.
Meski bukan berasal dari Militer, namun ia aktif di dunia Intelejen. Sejak 2001, ia menjabat sebagai Wakil Kepala BIN selama 9 tahun era Presiden Abdurahman Wahid, Presiden Megawati, dan Presiden SBY. Beliau sempat bertugas lama di Timur Tengah seperti Arab Saudi, Yordan, Syuriah, Lebanon, Eropa dan Amerika serikat.
Berbekal pengalaman itulah, saat menjadi Wakil Ketua Umum PBNU tahun 2010-2015 beliau mampu mendorong pendirian NU di Afghanistan. Kita tahu, Afghanistan saat itu masih terjadi perang saudara. Pendirian NU di sana ternyata bisa menjadi lokomotif perdamaian.
Tidak hanya itu, saat menjadi Waketum PBNU kala itu beliau sudah membaca bahwa ke depan NU akan menghadapi gempuran Ideologis ekstrim kanan dan ekstrim kiri.
Untuk itu, beliau membentuk tim termasuk di dalamnya Lakpesdam PBNU saat itu untuk menggagas Pelatihan Kader Penggerak NU (PKPNU). Sebagai instrumen untuk mencetak kader-kader khusus NU yang ideologis. Kader “Missionaris” yang berfungsi menggerakkan jam’iyah dan jamaah NU di bawah. Kader “Missionaris” yang mengemban tugas menguatkan NU baik secara ideologi maupun organisasi.
Hasilnya bisa dilihat sekarang, banyak cerita di daerah-daerah, termasuk di Sampang. Para Alumni PKPNU memang terbukti membangkitkan kembali daya juang NU di tingkat bawah.
Eitt! Entahlah, saat menulis ini kok tiba-tiba terbayang wajah K.H Subhan ZE. Ketua IV PBNU di tahun 60-an. Sama dengan K.H Asad Ali, K.H Subhan ZE dikenal sebagai seorang Kyai Muda NU yang berkemampuan “Unik” yang jarang dimiliki oleh yang lain. K.H Subhan ZE juga dekat dengan dunia intelejen, dunia militer dan menjadi inisiator dunia pergerakan. Apakah ini yang dinamakan dengan “Siklus Kader NU?”. (*)